Layanan KB bagi Pria? Why Not?

Alat/ metode kontrasepsi untuk pria memang belum banyak dibuat. Hanya ada dua saja yang bisa menjadi pilihan untuk saat ini, yaitu:

  1. Kondom, dan
  2. Vasektomi.

Kedua macam alat tersebut menjadi pilihan untuk para pria beristri yang peduli terhadap’penderitaan’ istrinya. Mulai dari mengandung, melahirkan, mengurus anak, rumah tangga, hingga ber-kB pasti menjadi sebuah kondisi yang dialami oleh seorang istri. Padahal untuk urusan yang terakhir saya sebutkan, para suami juga bisa menjadi akseptor aktif KB, lho.

1. Kondom

Hampir setiap laki-laki dewasa mengenal kondom. Rasanya bohong banget kalau ada yang bilang belum mengenal alat kontrasepsi ini.

Kondom terbuat dari bahan lateks (karet) dan dipasang pada alat kelamin pria pada saat ereksi. Kondom hanya digunakan untuk satu kali pemakaian saja. Menurut referensi dari kompas.com, disebutkan bahwa awalnya kondom digunakan sebagai alat untuk pencegahan penularan penyakit kelamin. Pada perkembangannya, kondom saat ini digunakan juga sebagai alat kontrasepsi yang tidak hanya mencegah penularan penyakit menular seksual, tapi juga sebagai upaya untuk mencegah kehamilan.

Masih menurut referensi dari kompas.com, pada perkembangannya kondom mengalami tiga kali perubahan bahan. Yang pertama adalah dari karet tervulkanisir. Kondom dari bahan ini pertama kali dibuat tahun 1870. Berikut saya kutipkan kalimat dari kompas.com tentang kondom bahan ini: ”Pada masa itu kondom karet sangat mahal dan tebal. Para penggunanya disarankan untuk mencucinya sebelum dan setelah hubungan seksual. Mereka boleh memakainya sampai karetnya bocor atau pecah.” Terbayangkan betapa tidak menyenangkannya menggunakan kondom pada masa tersebut?

Selanjutnya, bahan kondom mengalami perubahan. Pada tahun 1930-an diperkenalkan kondom dari bahan lateks. Kondom ini jauh lebih tipis dari bahan sebelumnya, dan bentuknya sudah seperti bentuk yang ada saat ini. Sedangkan bahan terbaru yang saat ini digunakan adalah terbuat dari polyurethane, yang memiliki ketebalan jauh lebih tipis dibanding kondom sebelumnya.

Penggunaan kondom ini sebenarnya tidak begitu efektif karena selain pemasangannya yang tidak efektif, bisa saja kondom mengalami kebocoran.

2. Vasektomi

Sebenarnya, sudah banyak yang menuliskan tentang vasektomi. Namun, karena bahasan kali ini adalah tentang  metode kontrasepsi pria, maka saya mencoba untuk merangkumkan untuk anda apa dan bagaimana vasektomi yang pernah dituliskan oleh para penulis lainnya.

Berikut adalah tulisan teman saya, Mariska Lubis,  sengaja saya kutipkan disini:

Banyak pria yang menganggap vasektomi sama dengan dikebiri. Mungkin karena kurangnya pengetahuan tentang hal ini. Kalau dibandingkan dengan pengetahuan tentang alat Keluarga Berencana yang lain, sepertinya vasektomi yang paling jarang diungkap. Ditambah lagi kebanyakan perempuan yang ogah banget suaminya divasektomi. “Nanti bebas, dong, main sana main sini!!! Kan, nggak bisa punya anak dari selingkuhan?! Mereka pasti merasa lebih aman.” Hehehe… jadi aja… salah kaprah!!!

Untuk anda yang ketakutan dan meyakini mitos bahwa  divasektomi sama dengan dikebiri, maka mulai sekarang anda harus mengenyahkan jauh-jauh pemikiran tersebut. Karena vasektomi bukanlah dikebiri.  Pada dasarnya vasektomi itu adalah proses pengikatan saluran vas deferens. Saluran ini adalah saluran untuk menyalurkan sel sperma. Dengan terikatnya saluran vas deferens, maka cairan yang keluar sudah tidak lagi mengandung sel sperma.

Tidak perlu takut bahwa anda tidak bisa ‘keluar’, tetap keluar kok. Cuma, yang keluar sudah tidak berisi lagi hehe. Seperti yang pernah kita pelajari dalam bab sistem reproduksi dalam pada pelajaran biologi semasa SMA, saluran reproduksi pria memproduksi cairan lain selain sel sperma.

Saya analogikan bahwa vas deferens itu adalah selang air yang mengalirkan air dari kran, dan sel sperma adalah air yang berasal dari kran.  Jika selang tersebut kita pencet, maka air tidak akan keluar bukan? Air akan tersumbat di bagian yang terpencet tersebut. Nah prinsip sederhana vasektomi adalah seperti itu. Sel sperma tidak akan sanggup melewati bagian yang sudah diikat tadi, sehingga ketika cairan yang dikeluarkan sudah tidak berisi sel sperma. akibatnya, tidak bisa lagi membuahi sel telur perempuan.

Prosesi operasi pengikatan saluran vas deferens tidak memakan waktu lama. Tidak lebih dari 30 menit untuk proses pengikatannya. Berikut adalah tulisan dari Mariska Lubis yang sengaja saya kopikan disini supaya anda bisa mengetahui tentang keadaan pasca operasi vasektomi:”Operasi vasektomi juga tidak memakan waktu lama, kok! Paling-paling hanya 15 menit saja. Sakit? Sedikit!!! Masa nggak tahan?! Lebih sakit disunat kali?! Bekasnya juga sangat kecil dan hampir-hampir tidak kelihatan. Pengaruh terhadap kejantanan??? Nggak ngaruh, dong! Cuma harus puasa saja dua minggu sampai lukanya benar-benar sembuh. Bentar, kan?

Saya sengaja memberi garis bawah pada kalimat terakhir sebagai penekanan bahwa vasektomi tidak akan berpengaruh terhadap kejantanan seorang pria. Setelah dilakukan operasi vasektomi, seseorang harus ‘berpuasa’ untuk tidak berhubungan seks terlebih dahulu karena dikhawatirkan jika melakukan hubungan suami istri, maka sel-sel sperma yang tersisa di bagian yang tidak terikat akan membuahi sel telur sang istri.

bagian yang diikat pada operasi vasektomi

Sebenarnya divasektomi tidaklah se-menakutkan yang dibayangkan. Buktinya, menurut data Badan KB dan pemberdayaan perempuan  Kabupaten Cianjur,  saja sudah ada 6.179 pria yang telah divasektomi yang tersebar di seluruh wilayah Cianjur. Dan sampai saat ini kondisi mereka baik-baik saja.

Jadi, untuk anda para suami yang sangat peduli dan sayang terhadap istrinya. Silahkan pertimbangkan masak-masak untuk menjadi akseptor KB aktif. Karena kepedulian anda adalah tanda sayang anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar