Waspadai Penyakit Akibat Pemanasan Global

what-is-global-warming-img1 Masih ingat fenomena serbuan ulat bulu akhir-akhir ini? Mungkin itu adalah salah satu fenomena yang diakibatkan oleh pemanasan global. Bagaimana dengan penyakit yang menyerang manusia?  Tahun 2011 sudah di mulai. Hampir semua orang berharap memiliki semangat dan hidup yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kehidupan lebih baik yang bukan hanya dari segi kesejahteraan, tapi juga kesehatan.

Sayangnya, satu penyakit baru terdeteksi setiap tahun selama kurun waktu 30 tahun terakhir ini. Penelitian World Health Organization (WHO) menyatakan, sejak tahun 1976 terdapat 30 penyakit baru yang bermunculan di dunia. Dan penyebab utama timbulnya ternyata akibat pemanasan global. Ya, peningkatan suhu permukaan bumi yang disebabkan ulah manusia karena tidak memperdulikan keseimbangan alam, akhirnya berimplikasi serius terhadap kesehatan mereka sendiri. Secara teori memang pemanasan global tidak berhubungan langsung dengan beberapa penyakit. Namun, dampak lanjutannya berpotensi pada timbulnya hal-hal yang merugikan kesehatan, misalnya meningkatnya populasi nyamuk  penyebab beberapa penyakit, seperti demam berdarah, malaria, radang otak, dan kaki gajah.

Karena suhu semakin panas, nyamuk bermigrasi ke wilayah yang bersuhu lebih rendah. Hal tersebut yang menyebabkan wabah penyakit semakin meluas. Penyakit yang biasa terjadi di negara tropis dapat terjadi juga di negara subtropis. Suhu seperti itu menyebabkan nyamuk bertahan hisup lebih lama. Nyamuk Anopheles, misalnya dengan peningkatan suhu, perilakunya akan semakin beringas untuk melakukan perkawinan. Setelah kawin, keinginan menggigit manusia dan binatang juga akan meningkat. Pemanasan global juga menyebabkan perbedaan suhu makin besar. Di siang hari, suhu dapat lebih panas dan di malam hari, suhu dapat lebih dingin. Kondisi ini menyebabkan daya tahan tubuh rawan menurun sehingga mudah terjangkit penyakit. Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, makin merebaknya lagi penyakit akibat perubahan musim. Dahulu cacar air biasa terjadi di musim hujan antara september dan oktober. Namun saat pemanasan global, musim hujan tidak lagi menentu. Pertumbuhan jamur dan virus semakin mudah sehingga kasus tersebut dapat terjadi sepanjang tahun.

Dampak langsung Pemanasan Global

Gelombang panas merupakan dampak langsung pemanasan global. Serangan ini dapat membuat jantung berpacu lebih keras. Gelombang panas biasa terjadi di negara dengan empat musim. Hawa panas di musim panas seperti memanggang sekujur tubuh. Serangannya dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian, terutama para lansia, anak-anak, dan penyakit kronis. Kanker kulit juga terjadi akibat pemanasan global. Perubahan iklim menyebabkan adanya perubahan radiasi sinar ultraviolet. Paparan ultraviolet secara terus-menerus menyebabkan munculnya flek-flek pada kulit. Hal tersebut dapat memicu sel-pra kanker yang kemudian dapat berkembang menjadi tumor jinak, bahkan kanker kulit. Hingga saat ini belum ada penelitian yang menemukan obat yang ampuh untuk para penderita kanker.

Pembukaan lahan secara besar-besaran, baik untuk hunian dan perkebunan merupakan ancaman yang serius bagi lingkungan. Selain ketiadaan pohon dapat mengakibatkan suhu bumi semakin panas, bencana banjir juga menjadi salah satu dampak besarnya. Timbulnya bencana biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian yang lebih aman. Di tempat tersebutlah sering muncul berbagai penyakit, seperti diare, malnutrisi, trauma kejiwaan, penyakit kulit, kolera, tifoid, dan leptospirosis. Penanganan yang tidak terkoordinasi dapat menyebabkan jatuhnya banyak korban.

Pemanasan global juga berdampak pada meningkatnya polusi udara. Jakarta menjadi salah satu kota dengan polusi udara tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi udara dari gas pabrik dan alat transportasi menyebabkan gangguan kesehatan pada penduduk dunia, kendaraan bermotor merupakan  sumber utama polusi udara di Jakarta. Polusi udara mengakibatkan terganggunya kesehatan dan pertumbuhan anak. Masuknya timbal ke dalam tubuh akan merusak sel darah merah. Jumlah sel darah merah yang berkurang menyebabkan anak menderita anemia. Yang lebih mengkhawatirkan, sel darah merah yang seharusnya terkirim ke otak menjadi terhambat. Akibatnya, terjadilah gangguan pada otak. Anak bisa mengalami gangguan kemampuan berpikir, daya tangkap lambat, dan tingkat IQ rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar