Oleh: Maria Irene Hendrata, dr.
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak dengan awitan akut (mendadak), disertai gejala klinis berupa defisit neurologis dan bukan sebagai akibat dari tumor, trauma, ataupun infeksi susunan saraf pusat. Karena setiap bagian otak memiliki fungsi-fungsi tertentu, maka gejala dan tanda stroke pada setiap individu sangat bervariasi, tergantung pembuluh darah mana yang terkena dan bagian otak mana yang terganggu.
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga di dunia. Dua pertiga stroke terjadi di negara berkembang.
Hingga 40% pasien stroke tidak dapat mengindentifikasi gejala awal yang menyerang tubuh mereka atau tidak mengenali faktor risiko stroke. Hal ini sangat disayangkan mengingat hampir 85% dari stroke ternyata dapat dicegah.
Apa saja faktor risiko stroke?
1. Faktor risiko yang tidak dapat diobati diantaranya :
- Usia : Berdasarkan data di lapangan, angka kejadian stroke meningkat seiring pertambahan usia. Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Sekitar 5% orang berusia di atas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu kali stroke.
- Jenis kelamin
- Ras
- Genetik : Riwayat stroke dalam keluarga.
2. Faktor risiko yang dapat diubah/diobati/dikendalikan/diperkecil diantaranya :
- Hipertensi : Hipertensi meningkatkan faktor risiko stroke sebesar 3 sampai 5 kali. Berdasarkan data prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko utama yang makin meningkat di Indonesia adalah sekitar 95%, maka para ahli epidemiologi meramalkan bahwa saat ini dan masa yang akan datang sekitar 12 juta penduduk Indonesia yang berumur diatas 35 tahun mempunyai potensi terkena serangan stroke. Akhir-akhir ini, bahkan tekanan darah nomal yang cenderung tinggi (130-139/85-89 mm Hg), menunjukkan hubungan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. (Vasan et al, 2001)
- Diabetes melitus : Diabetes melitus (DM) meningkatkan faktor risiko stroke sebesar 1,5 sampai 3 kali. DM juga meningkatkan mortalitas/tingkat kematian dari stroke.
- Penyakit jantung (kelainan katup / otot / irama jantung).
- Atherosklerosis (pengerasan pembuluh darah) : 80% pemicu stroke adalah hipertensi dan atherosklerosis. Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.
- Riwayat transient ischemic attack (TIA) / stroke sebelumnya.
- Merokok : Merokok meningkatkan faktor risiko stroke hampir 2 kali lipat. Perokok pasif memiliki risiko sama dengan perokok aktif.
- Kolesterol tinggi.
- Viskositas (kekentalan) darah tinggi.
- Obesitas.
- Penyalahgunaan obat seperti kokain, heroin, fenilpropanolamin dan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dan jangka panjang (alcohol abuse) akan menyebabkan tekanan darah meningkat dan memudahkan terjadinya stroke hemoragik.
- Kurang berolah raga.
- Inaktivitas fisik.
- Pola hidup atau pola makan berlebihan dan tidak sehat (fast food).
- Stress yang berkepanjangan.
- Tidur mendengkur.
- Kontrasepsi oral : Pemakaian kontrasepsi oral terutama pada wanita perokok atau disertai dengan faktor risiko lain, mempunyai risiko tinggi mendapat serangan stroke. Untuk itu disarankan untuk menghentikan pemakaian kontrasepsi oral dan mencari alternatif lain untuk KB.
Faktor risiko stroke ini dikenal dengan istilah stroke profile. Orang-orang yang memiliki stroke profile dinamakan stroke prone person yaitu orang yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapat serangan stroke daripada orang normal pada suatu saat selama perjalanan hidupnya bila faktor risikonya tidak dikendalikan.
Selain mengendalikan faktor risiko stroke, kita juga perlu mengenali gejala awal stroke agar kita dapat mencegahnya dan melakukan tindakan secepat mungkin.
Apa saja gejala awal stroke?
- Kesadaran dapat menurun.
- Nyeri kepala hebat tanpa sebab yang nyata, dapat disertai mual dan muntah.
- Gangguan bicara : bicara pelo (disartria), bingung/sulit memahami pembicaraan (afasia) atau keduanya.
- Rasa baal (mati rasa) atau kesemutan separuh anggota badan/gangguan sensibilitas.
- Kelemahan/kelumpuhan wajah dan/atau anggota badan pada satu atau kedua sisi.
- Gangguan penglihatan dan pendengaran tiba-tiba.
- Gangguan daya ingat/memori baru (amnesia).
- Gangguan orientasi tempat, waktu, dan orang.
- Gangguan keseimbangan : vertigo, sempoyongan (ataksia).
- Gangguan menelan cairan dan/ atau makanan padat (disfagia).
- Perubahan tingkah laku.
- Gangguan fungsi luhur, fungsi otonom, dan lain-lain.
Dengan mengetahui gejala stroke ini kita dapat lebih waspada, bila gejala tersebut ada pada diri kita, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Jangan terlambat untuk ke dokter karena waktu yang baik adalah kurang dari 3-6 jam pasien sudah tertangani oleh dokter yang tepat.
Salah satu penanda yang paling mudah dikenali saat seseorang akan terkena stroke adalah penyumbatan pembuluh darah sementara atau transient ischemic attack (TIA). Sekitar 15%-20% dari pasien yang mengalami stroke terlebih dulu mengalami TIA. Gejala-gejalanya sama dengan saat seseorang mengalami stroke, hanya saja tidak berlangsung lama (hilang dalam 24 jam). Saat seseorang sadar dia mengalami TIA, maka sebaiknya mencari pertolongan medis secepatnya untuk mencegah serangan stroke yang sebenarnya.
Referensi:
- Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Turana Y. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. h. 24-5.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Guideline Stroke. Jakarta. 2007. h. 6-7.
- Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat; 2008. h. 268.
- Elkind, Mitchell SV. Genetic and Inflammatory Mechanisms in Stroke. Diperbarui : 14 Juni 2006. Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/1163331-overview.
- Gejala, Penyebab, dan Akibat Stroke. Diunduh dari : http://www.medicastore.com/brown_seaweed/gejala_sebab_stroke.htm
- Pengetahuan Sekilas Tentang Stroke. Diunduh dari : http://www.yastroki.or.id/read.php?id=340
- Dr. Sutarto Prodjodisastro, Sp.S : “ Bila Terkena Gejala Stroke Segeralah ke Dokter” Diunduh dari : http://www.yastroki.or.id/read.php?id=342
- Kenali Gejala Awal Stroke. Republika, Selasa, 05 Mei 2009. Diunduh dari : http://www.republika.co.id/berita/48382/Kenali_Gejala_Awal_Stroke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar