Oleh: Andi Muh Asrul Irawan
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari
- penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan
- menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan
Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.
1.1 Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;
a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anakmengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan imunisasi.
c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita diare.
1.2 Cara Membaca KMS
Cara membaca KMS
a. Isikan bulan lahir anak pada 0 bulan lahir
b. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
c. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
d. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan
|
1.2.1 Menentukan Status Pertumbuhan anak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah seperti tertera sebagai berikut:
2. Penilaian Status gizi
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain, seperti Umur, Berat Badan, dan Tinggi Badan.
Pedoman yang digunakan adalah berdasarkan standar table Nation Center For Health Statistic (NCHS). Status gizi anak dapat diketahui dengan mencocokan umur (dalam bulan) dengan berat badan pada standar table WHO-NCHS.
Dalam KMS kita tidak dapat mengetahui secara langsung status gizi anak kita, karena untuk mengetahui status gizi perlu dilaksankan pengukuran secara antropometri. Akan tetapi KMS dapat menjadi ajuan untuk menilai status gizi anak atau sebagai tindak lanjut kewaspadaan
Contoh Kasus
Misalakan seorang anak yang berumur 5 bulan yang pada KMSnya mengalami pertumbuhan yang baik dikarenakan setiap bulannya mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Untuk mengetahui status gizi anak tersebut diperlukan pengukuran antropometri, berdasarkan indeks BB/U, dengan status gizi baik, gizi buruk, gizi normal atau gizi lebih.
Berdasarklan penimbangan diperoleh catatan sebagai berikut.
- Pada bulan 0 (kelahiran) 3.05 kg
- Pad bulan pertama 4.06 kg
- Pada bulan kedua 4.7 kg
- Pada bulan ketiga 5.47 kg
- Pada bulan keempat 6.41 kg
- Pada bulan kelima 7.01 kg
Untuk mengetahui status gizi anak tersebut yaitu dapat digunakan rumus Zscore
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR |
|
Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS
No | Indeks yang dipakai | Batas Pengelompokan | Sebutan Status Gizi |
1 | BB/U | < -3 SD | Gizi buruk |
- 3 s/d <-2 SD | Gizi kurang | ||
- 2 s/d +2 SD | Gizi baik | ||
> +2 SD | Gizi lebih | ||
2 | TB/U | < -3 SD | Sangat Pendek |
- 3 s/d <-2 SD | Pendek | ||
- 2 s/d +2 SD | Normal | ||
> +2 SD | Tinggi | ||
3 | BB/TB | < -3 SD | Sangat Kurus |
- 3 s/d <-2 SD | Kurus | ||
- 2 s/d +2 SD | Normal | ||
> +2 SD | Gemuk |
Contoh: Diketahui Umur anak 5 bulan dengan berat badan7.01 kg
Z-score = (7.01 – 7,5 ) : 0.8 = - 0.6 SD
= status gizi buruk
Berdasarkan pengukuran secara antropometri diketahui bahwa status gizi anak tersebut adalah “gizi buruk” sedangkan pertumbuhannya pada KMS dinilai baik, ini menunjukan bahwa KMS tidak dapat dijadikan ajuan sendiri dalam mengetahui status gizi anak.
thanks for sharing :)
BalasHapustanya dong,
Z-score = (7.01 – 7,5 ) : 0.8 = - 0.6 SD
darimana ya angka 0.8 nya?