UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara


Green Weblog Puskesmas "KREASI"
Gerakkan mouse anda dan silahkan nikmati kembali posting blog kami!

Copyright 2011 rustamedia.blogspot.com - All rights reserved

TINJAUAN TERHADAP KEWENANGAN BIDAN DALAM PRAKTIK, REGISTRASI DAN PERIZINAN BIDAN

Oleh: Riati Anggriani, SH, MARS, MHum

 

Healthworker A. Kewenangan Bidan Dalam Praktik.

Pengaturan praktik bidan telah diatur sejak tahun 1963 dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 5380/Hukum Tahun 1963 tentang Ketentuan Tentang Wewenang Terbatas Bagi Bidan yang dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980 tentang Wewenang Bidan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 623/Menkes/Per/IX/1989 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980 tentang Wewenang Bidan. Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/Per/VI/1996 tentang Registrasi dan Praktik Bidan, maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 623/Menkes/Per/IX/1989 menjadi tidak berlaku lagi.

Mencegah Diare Pada Balita

Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi.

PENYEBAB

  • Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus.
  • Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
  • Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi.
  • Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.
  • Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

poster-STBM-2011 I. PENDAHULUAN

Tujuan kegiatan WSLIC-2 (Water and Sanitation for Low Income Communities) adalah peningkatan derajat kesehatan, kualitas hidup dan produktivitas bagi masyarakat pedesaan berpenghasilan rendah. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila kegiatan penyediaan air bersih, sanitasi dan perilaku hygienis dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan. Melalui kegiatan tersebut masyarakat akan memperoleh manfaat mempunyai akses penggunaan air bersih, penggunaan sarana sanitasi dan mempunyai perilaku hygienis.
Untuk meningkatkan kegiatan sanitasi dan perilaku hygienis telah dilaksanakan uji coba dengan mengunakan pendekatan CLTS (Community Led Total Sanitation) yang merupakan paradigma baru dalam peningkatan akses sanitasi dan perilaku hygienis dan ternyata hasilnya lebih baik dibandingkan dengan metoda dana kredit “ Jamban Bergulir “ maupun dengan pemberian “ Subsidi “ untuk sarana fisik sanitasi.

Sistem Surveilans Epidemiologi

50513_155496290310_3048014_n 1.  Pengertian sistem surveilans kesehatan masyarakat
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit  yang membutuhkan untuk dapat diambil tindakan (WHO, 2000).
Sedangkan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus, terhadap penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan  dan penularan penyakit, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
2.  Tujuan Surveilans
Tujuan surveilans adalah untuk mendapatkan informasi tentang penyakit atau masalah kesehatan lainnya, meliputi frekuensi, distribusi, prevalensi, insidensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya secara cepat.  Dengan demikian tindakan pencegahan dan penanggulangan secara cepat dan benar dapat dilakukan, agar dapat menjawab pertanyaan siapa, dimana, dan kapan (who, where and when).

Bermimpi Indonesia Sehat dengan Desa Siaga

Oleh: Vera Farah Bararah

desa-siaga Banyak sekali kasus-kasus penyakit di Indonesia yang tidak tertangani karena minimnya tenaga medis yang tersedia hingga di pelosok-pelosok. Bisakah program Desa Siaga menjadi pintu untuk masyarakat Indonesia yang sehat?
Kurang tanggapnya penanganan kesehatan dan minimnya kesadaran masyarakat hidup sehat membuat penyakit-penyakit yang bermula dari urusan kebersihan kadang menjadi wabah. Air dan sanitasi yang kurang bersih memicu terjadinya diare, rumah yang lembab membuat kesehatan pernafasan terganggu. Belum lagi ancaman serangga seperti nyamuk malaria dan DBD yang juga terkait dengan masalah kebersihan.

Konsep Pendampingan Desa Siaga

SURVDESIAGA1. Pengertian Pendampingan

Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan.  Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan (BPKB Jawa Timur, 2001:5)

Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan mau kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan
kelompok. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri.

Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang didampingi  dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh, dan untuk anggota kelompok serta
mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

4 Cara Menolong Korban Serangan Jantung

Oleh: Eya Ekasari

Serangan jantung bisa menyerang siapa saja dan dimana saja. Jika Anda mencurigai atau melihat seseorang yang mengalami serangan jantung, tindakan cepat dapat menolong menyelamatkan nyawanya. Simak langkah-langkah pertolongan pertama ini.
Dikutip dari BBC, serangan jantung merupakan kondisi dimana salah satu pembuluh arteri yang membawa darah tersumbat, biasanya hal ini disebabkan oleh gumpalan darah. Risiko utama dari kondisi ini akan membuat jantung berdetak tidak normal dan bahkan berhenti.
American Heart Association (AHA) mencatat lebih dari 1 juta orang mengalami serangan jantung setiap tahun dan setengahnya meninggal karena serangan jantung tersebut. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk mengetahui bagaimana cara menyelamatkan orang yang terkena serangan jantung, seperti yang dikutip dari Detikhealth.

Jaminan Persalinan (JAMPERSAL)

maternity-riderPembangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pada periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup. Namun demikian keberhasilan tersebut masih perlu terus ditingkatkan, mengingat AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Target RPJMN Tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001).

Sosialisasi dan Pemasangan alat Kontrasepsi Gratis Di Kecamatan tanjung Palas Utara

IMG00220-20110607-1046 Program Keluarga Berencana (KB) dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakaat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKBBS).

Program keluarga berencana (KB) diyakini bisa menekan jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia yang saat ini masih tergolong sangat tinggi. Hasil survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan angka kematian ibu mencapai 228 per 100 ribu kelahiran.
Angka kematian ibu antara lain dipicu oleh empat kondisi kehamilan yang tidak ideal yakni kehamilan yang terlalu muda, usia yang terlalu tua untuk hamil, jarak kehamilan yang terlalu dekat dan kehamilan yang terlalu banyak

Untuk mencegah empat kondisi tidak ideal itu dibutuhkan pengaturan kehamilan melalui alat kontrasepsi atau program KB. Tujuan program KB itu sendiri dibagi tiga yakni untuk menunda, menjarangkan dan membatasi kehamilan.

Untuk itulah, kemaren tanggal 7 Juni 2011, UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera (BKKB-KS) Kabupaten Bulungan, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pemasangan alat kontrasepsi secara gratis di Kecamatan Tanjung Palas Utara dengan mengambil tempat di Puskesmas Pembantu Desa Pimping.  Sebelumnya juga pernah dilaksanakan kegiatan serupa bertempat di Pustu Desa Ruhui Rahayu (SP5).

Mengembalikan Peran Puskesmas

poster-lingkungan-300x233 Pelan tapi pasti, pelayanan kesehatan semakin melesat mengedepankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) dibanding dengan upaya-upaya pencegahan (preventif) dan promotif. Walaupun sebenarnya dikotomi kuratif versus preventif-promotif tidak dapat dikonfrontasikan begitu saja. Karena dalam perspektif kesehatan masyarakat semua upaya tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikotak-kotakkan seenaknya. Suatu upaya kesehatan yang paripurna.

Tetapi dalam perkembangannya terlihat bahwa, pada akhirnya upaya kuratif lebih terlihat kontras dibandingkan upaya preventif dan promotif yang semakin kabur dalam pembangunan kesehatan. Melihat gambaran apa yang sedang dilakukan pemerintah dalam pembangunan kesehatan, sebenarnya mudah saja. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan terdepan di masyarakat, dapat dijadikan sebagai tolok ukur pengamatan. Apakah upaya preventif dan promotif dikerjakan dengan sungguh-sungguh, atau hanya sebagai upaya yang dikerjakan asal semaunya saja.

Fenomena tersebut dimungkinkan terjadi karena kelangkaan maupun komposisi tenaga kesehatan yang tidak berimbang, lebih banyak tenaga kesehatan yang berorientasi kuratif dibandingkan preventif dan promotif. Sehingga biasanya kegiatan atau program yang berorientasi pada upaya preventif dan promotif dikerjakan setelah selesai pelayanan kesehatan dalam arti kuratif. Apalagi saat ini banyak puskesmas yang berubah menjadi miniatur rumah sakit, dengan merubah status menjadi puskesmas dengan perawatan. Sehingga tenaga kesehatan yang ada terkonsentrasi pada upaya mengelola rawat inap.

Facebook Twitter Delicious Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger