UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara


Green Weblog Puskesmas "KREASI"
Gerakkan mouse anda dan silahkan nikmati kembali posting blog kami!

Copyright 2011 rustamedia.blogspot.com - All rights reserved

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (Permenkes Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, merupakan pengganti dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 161/Menkes/Per/I/2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

Dengan adanya permenkes tersebut, maka setiap tenaga kesehatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebelum tenaga kesehatan tersebut melaksanakan tugas keprofesiannya.

Kenali Gejala Awal dan Faktor Risiko Stroke!

Oleh: Maria Irene Hendrata, dr.

Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak dengan awitan akut (mendadak), disertai gejala klinis berupa defisit neurologis dan bukan sebagai akibat dari tumor, trauma, ataupun infeksi susunan saraf pusat. Karena setiap bagian otak memiliki fungsi-fungsi tertentu, maka gejala dan tanda stroke pada setiap individu sangat bervariasi, tergantung pembuluh darah mana yang terkena dan bagian otak mana yang terganggu.

Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga di dunia. Dua pertiga stroke terjadi di negara berkembang.

Hingga 40% pasien stroke tidak dapat mengindentifikasi gejala awal yang menyerang tubuh mereka atau tidak mengenali faktor risiko stroke. Hal ini sangat disayangkan mengingat hampir 85% dari stroke ternyata dapat dicegah.

MENINGKATKAN PROFESIONALISME PNS KESEHATAN MELALUI DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI

profesionalisme Globalisasi merupakan isu yang akan menjadi kenyataan, karena siap atau tidak, mau atau tidak mau Indonesia akan memasuki era pasar bebas. Tentunya sumber daya manusia di Indonesia akan bersaing dengan sumber daya manusia dari Negara luar. Begitupun sumber daya manusia di bidang kesehatan, dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi, sehingga bisa menjadi tenaga yang professional sesuai dengan bidangnya. Terutama tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan secara langsung ke masyarakat,seperti: dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan penunjang lainnya. Peningkatan kompetensi itu didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang terus-menerus, berkaitan dengan keahlian yang dimilikinya. Tulisan ini merupakan artikel ilmiah, yang bertujuan untuk menjelaskan peranan pendidikan dan pelatihan dan pelatihan yang berbasis kompetensi dalam meningkatkan profesionalisme PNS Kesehatan. Diharapkan tulisan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi penyelenggara diklat dan bagi tenaga kesehatan.

Bidan, Perawat & Semua Tenaga Kesehatan Harus Punya Izin Praktik

imgTenaga kesehatan seperti bidan, perawat, apoteker, sanitarian, ahli gizi, petugas Kesehatan Masyarakat (Kesmas), dan analis laboratorium diharuskan memiliki izin praktik mulai 2011.

Selama ini tenaga kesehatan yang diwajibkan punya izin praktik hanya dokter dan dokter gigi. Nantinya tenaga kesehatan yang belum memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) layaknya dokter tidak boleh praktik dan bekerja di pelayanan kesehatan serta diragukan kualitasnya.

"Di tahun 2011, semua tenaga kesehatan terutama tenaga strategis seperti bidan perawat harus memiliki STR dan izin praktik. Ini dilakukan untuk memenuhi kualitas dan menyamaratakan standar tenaga kesehatan di seluruh Indonesia," ujar Dra. Meinarwati, Apt, Mkes, Kepala Pusat Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luar Negeri PPSDM Kesehatan, di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/12/2010).

Bulan Imunisasi Anak Sekolah di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara

bias_2011_1 Sejak tahun  1983 anak sekolah merupakan salah satu sasaran program imunisasi untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus.  Imunisasi DT  2  dosis diberikan pada siswa SD kelas I dan TT 2 dosis selang  1 bulan  pada siswa  kelas VI.  Memasuki tahun 1990 cakupan imunisasi DPT 3 pada  bayi diatas 80%, sehingga  dapat dikatakan  bahwa lebih  dari 80% anak yang masuk SD pada tahun 1997 telah memiliki
kekebalan terhadap difteri, pertusis dan tetanus.
Pada tahun 1998, mulai dilaksanakan bulan imunisasi anak sekolah  (BIAS), secara serentak setiap bulan November.  Imunisasi disesuaikan  dengan jadwal pemberian 5  dosis TT pada Wanita Usia Subur  (WUS), yaitu imunisasi dasar DPT dianggap setara TT  2 dosis, pada siswa  SD  kelas I hanya diberikan 1 kali DT, pada siswa kelas II dan III, diberikan TT masing-masing  1 dosis. Dengan  demikian diharapkan  setelah lulus SD mereka telah mendapat imunisasi TT 5 dosis.  Pada saatnya nanti imunisasi pada  wanita  usia subur akan dapat dihentikan.  Setelah tercapainya cakupan imunisasi DPT >80%, maka  diperlukan perubahan jadwal imunisasi. Untuk itu perlu adanya data dasar status kekebalan terhadap difteri dan tetanus pada umur sasaran.

Tingkatan Posyandu

kader posyandu Posyandu  merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas secara terpadu pada suatu tempat dan waktu  yang telah ditentukan dengan bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana msayrakat tidak mampu memberikan sendiri.  Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan  serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia  sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi, yaitu :

Perkembangan Posyandu di Indonesia

Upaya perbaikan gizi di Indonesia telah dirintis sejak tahun 1950-an yang dimulai dengan pembentukan panitia perbaikan makanan rakyat di  Jawa Tengah.  Pada tahun yang hampir bersamaan dilaksanakan kegiatan serupa di berbagai negara lain. FAO dan WHO merumuskan suatu program yang dinamakan Applied Nutrition Program (ANP) yaitu upaya yang bersifat edukatif untuk meningkatkan gizi rakyat terutama golongan rawan gizi dengan peran serta masyarakat setempat dengan dukungan dari berbagai instansi secara terkordinasi.

timbag

Tahun 1969 melalui pertemuan berbagai instansi dilahirkan nama UPGK dengan menggunakan konsep ANP (Applied Nutrition Program) dari FAO-WHO.  Dalam perkembangannya pada tahun 1984 dicanangkan oleh masyarakat dengan bantuan alat dan tenaga khusus dari pemerintah. Posyandu merupakan salah satu bentuk Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). PKMD merupakan suatu pendekatan yang kekuatannya terletak pada pelayanan kesehatan  dasar, kerjasama lintas sektoral dan peran serta msyarakat.

Pemicu Alergi Susu Sapi Pada Anak

Saat si bayi membutuhkan asupan susu yang amat tinggi terkadang ada sebagian kaum ibu yang beranggapan kalau tidak apa-apa mengganti asupan susu ASI dengan susu formula. Tetapi Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun, pada kondisi tertentu ibu tak bisa memproduksi ASI sehingga bayi membutuhkan susu formula untuk memenuhi asupan gizi.

Dengan banyaknya bayi dan anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang mengonsumsi susu formula, alergi susu sapi pun jadi kasus yang sering dijumpai. Sekitar 2 hingga 7,5 persen balita mengalami alergi susu sapi. Apabila tak segera ditangani, alergi ini bisa mengganggu tumbuh kembang anak.

Sosialisasi Program Jamkesmas, Jampersal & BOK

Sosialisasi_01 Bertempat di ruang tunggu UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara, Jum’at tanggal 29 Juli 2011 yang lalu telah dilaksanakan sosialisasi program Jamkesmas, Jampersal dan Bantuan Operasional Kesehatan bagi petugas kesehatan.  Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh staf UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara dan merupakan kerja sama antara UPT Jamkesda Kabupaten Bulungan dengan UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara.  Sosialisasi dimaksudkan agar pemahaman petugas kesehatan terhadapa pembiayaan kesehatan akan semakin baik, sehingga dalam praktik sehari-hari tidak terdapat lagi permasalahan yang timbul dikarenakan perselisihan dalam hal klaim pembayaran baik antara masyarakat dengan Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun dengan UPT Jamkesda sebagai pihak yang ditunjuk sebagai penyelenggara jaminan kesehatan bagi masyarakat.

SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

by: Prof. dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD

mid_rock DEFINISI 
Surveilans  kesehatan masyarakat adalah  pengumpulan,  analisis, dan analisis data secara terus- menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab  dalam  pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya  (DCP2, 2008).
Surveilans  memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi  outbreak  pada    populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan  informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit  (Last,  2001).  Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans kesehatan masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab  menggunakan metode yang sama, dan  tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health).

Kontrol Gula Darah Mandiri

Diabetes 02 Jumlah pengidap diabetes kini terus meningkat, Indonesia telah tercatat sebagai negara urutan ke-empat dengan jumlah diabetes terbanak di dunia.  Penanganan diaetes butuh kerjasama suatu tim yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, keluarga, teman dan lain-lain.  Selain itu, penderita juga harus aktif secara mandiri mengontrol diabetes, agar komplikasi tidak terjadi.

Kita dapat belajar mengukur gula darah dengan mudah menggunakan alat pengukur tingkat gula darah yang berukuran kecil dan mudah dibawa-bawa.  Alat yang lazim disebut glucose meter atau glucometer ini semakin banyak tersedia di pasaran dengan harga yang cukup terjangkau.  Penderita cukup mencocok ujung jari (setelah sebelumnya dicuci bersih) dengan jarum yang disediakan, kemudian mengoleskan sedikit darah yang keluar  pada pita pengukur yang terdapat pada glucometer tersebut.  Setelah sebelumnya kira-kira 30 detik, alat tersebut akan menampilkan angka kadar gula dalam bentuk tampilan digital.

Stroke? Lawan Dengan 3 Buah Pisang!!

Budha_Banana Stroke adalah ancaman penyakit yang mengerikan karena prosesnya bisa berlangsung cepat. Jika tidak cepat tertolong bisa berisiko kematian, sebaliknya jika masih bisa diselamatkan akan mengalami kecacatan. Studi baru menemukan bahwa makan 3 buah pisang setiap hari bisa membantu Anda menurunkan risiko stroke.

Peneliti dari Inggris dan Italia telah menemukan bahwa makan tiga pisang sehari dapat mengurangi risiko stroke.
Peneliti mengatakan bahwa makan satu pisang untuk sarapan, satu pisang untuk makan siang dan satu pisang untuk malam hari akan memberikan cukup kalium yang mengurangi kemungkinan orang menderita penggumpalan darah di otak sekitar 21 persen.

Hukum Imunisasi Menurut Agama

image Sekilas Tentang Imunisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imunisasi diartikan “pengebalan” (terhadap penyakit). Kalau dalam istilah kesehatan, imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun).
Vaksin adalah bibit penyakit (misal cacar) yang sudah dilemahkan, digunakan untuk vaksinasi (2). Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.

Maksimalisasi Gizi dan Imunisasi Menuju Indonesia Sehat

indonesia sehat Kesehatan anak adalah hal penting dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Itulah sebabnya hingga kini Kementerian Kesehatan terus mengupayakan cara terbaik guna mewujudkannya. Tidak hanya dilakukan terhadap anak, kesehatan ibu hamil juga mendapat porsi lebih guna melahirkan generasi penerus yang sehat hingga mampu berkompetisi di kancah dunia.

Meski bukan hal baru, kegiatan peningkatan gizi dan imunisasi terhadap bayi telah menjadi sorotan utama sejak dulu. Banyak kegiatan dan berbagai peluncuran program Kemenkes untuk mendapatkan hasil yang optimal telah dilakukan. Dan sekarang, masalah gizi dan imunisasi juga mendapat perhatian lebih. Pasalnya Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, pun menaruh perhatian serius dalam penanganan gizi dan imunisasi. Hal ini dikatakan langsung oleh Menkes pada sebuah wawancara singkat dengan Interaksi beberapa waktu yang lalu. la menegaskan dari delapan prioritas yang dimiliki, ia menjelaskan salah satunya terkait tentang peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat di Puskesmas

Oleh: Dr. Suparyanto, M.Kes

IKM Penilaian manajemen Puskesmas dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

a. Sistem keluhan dan saran

  • Dikatakan bahwa 96% pelanggan yang tidak senang, tidak pernah menyampaikan masalah ketidaksenangannya kepada institusi. Institusi yang berorientasi pada pelanggan akan memberikan kemudahan kepada pelanggannya untuk menyampaikan keluhan dan saran. Misalnya dengan menyediakan formulir untuk menyampaikan hal-hal yang disukai dan tidak disukai, menyediakan telepon khusus bagi pelanggan. Namun dikatakan bahwa untuk mengukur kepuasan pasien tidak dapat dilakukan dengan menggunakan tingkat keluhan pelanggan.

Dinkes Kutai Timur Belajar Program Desa Siaga di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara

Kunjungan rumah Pada hari Kamis tanggal 7 Juli 2011 kemaren, UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara kedatangan rombongan tamu dari Tim Desa Siaga Kabupaten Kutai Timur.  Tim yang berjumlah 7 orang yang beranggotakan masing bidang pada Dinas Kesehatan Kutai Timur tersebut, bermaksud mengkaji keberhasilan UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara dalam mengembangkan program Desa Siaga, tim juga dijadwalkan akan melakukan studi lapangan di desa Ardi Mulyo kecamatan Tanjung Palas Utara.  Seperti diketahui bahwa desa Ardi Mulyo telah mendapatkan penghargaan dari Dinas Kesehatan Bulungan sebagai pemenang ke 2 dalam “Desa Siaga Award 2010” yang diselenggarakan beberapa bulan yang lalu.

Pelaksanaan Verifikasi Kabupaten Sehat di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara

DSC02388 Kabupaten sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan masing-masing desa.

Adapun tujuan Program Kabupaten Sehat pada dasarnya adalah tercapainya kondisi Kabupaten untuk hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja bagi warganya dengan terlaksananya berbagai program-program kesehatan dan sektor lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan produktifitas dan perekonomian masyarakat.  Model kabupaten sehat yang dapat dikembangkan meliputi:

Status Gizi Dalam Hubungannya dengan KMS

Oleh: Andi Muh Asrul Irawan

penimbanganBayi 1. KMS

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat KMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai sarana utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari

Program Imunisasi

pekan-imunisasi Apa yang seharusnya diketahui oleh setiap keluarga dan masyarakat mengenai imunisasi?. Tanpa Imunisasi, Kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak. 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Dan dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit-penyakit tertentu. Walaupun pada saat ini fasilitas pelayanan untuk vaksinasi ini telah tersedia di masyarakat, tetapi tidak semua bayi telah dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap. Bilamana fasilitas pelayanan kesehatan tidak dapat memberikan Imunisasi dengan pertimbangan tertentu, orang tua dapat menghubungi seseorang Dokter (Dokter Spesialis Anak) untuk mendapatkannya.

TINJAUAN TERHADAP KEWENANGAN BIDAN DALAM PRAKTIK, REGISTRASI DAN PERIZINAN BIDAN

Oleh: Riati Anggriani, SH, MARS, MHum

 

Healthworker A. Kewenangan Bidan Dalam Praktik.

Pengaturan praktik bidan telah diatur sejak tahun 1963 dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 5380/Hukum Tahun 1963 tentang Ketentuan Tentang Wewenang Terbatas Bagi Bidan yang dicabut dan diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980 tentang Wewenang Bidan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 623/Menkes/Per/IX/1989 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980 tentang Wewenang Bidan. Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/Per/VI/1996 tentang Registrasi dan Praktik Bidan, maka Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 363/Menkes/Per/IX/1980 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 623/Menkes/Per/IX/1989 menjadi tidak berlaku lagi.

Mencegah Diare Pada Balita

Diare Infeksius adalah suatu keadaan dimana anak sering buang air besar dengan tinja yang encer sebagai akibat dari suatu infeksi.

PENYEBAB

  • Penyebab yang paling sering adalah infeksi oleh bakteri atau virus.
  • Bayi bisa terinfeksi jika menelan organisme tersebut ketika melewati jalan lahir yang terkontaminasi atau ketika disentuh/dipegang oleh tangan yang terkontaminasi.
  • Sumber penularan lainnya adalah barang-barang, makanan maupun botol susu yang terkontaminasi.
  • Kadang infeksi bisa terjadi akibat menghirup organisme yang melayang-layang di udara, terutama ketika sedang terjadi wabah virus.
  • Diare lebih sering ditemukan pada lingkungan yang kurang bersih atau pada lingkungan yang penuh sesak.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

poster-STBM-2011 I. PENDAHULUAN

Tujuan kegiatan WSLIC-2 (Water and Sanitation for Low Income Communities) adalah peningkatan derajat kesehatan, kualitas hidup dan produktivitas bagi masyarakat pedesaan berpenghasilan rendah. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila kegiatan penyediaan air bersih, sanitasi dan perilaku hygienis dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan. Melalui kegiatan tersebut masyarakat akan memperoleh manfaat mempunyai akses penggunaan air bersih, penggunaan sarana sanitasi dan mempunyai perilaku hygienis.
Untuk meningkatkan kegiatan sanitasi dan perilaku hygienis telah dilaksanakan uji coba dengan mengunakan pendekatan CLTS (Community Led Total Sanitation) yang merupakan paradigma baru dalam peningkatan akses sanitasi dan perilaku hygienis dan ternyata hasilnya lebih baik dibandingkan dengan metoda dana kredit “ Jamban Bergulir “ maupun dengan pemberian “ Subsidi “ untuk sarana fisik sanitasi.

Sistem Surveilans Epidemiologi

50513_155496290310_3048014_n 1.  Pengertian sistem surveilans kesehatan masyarakat
Surveilans kesehatan masyarakat adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus-menerus serta penyebaran informasi kepada unit  yang membutuhkan untuk dapat diambil tindakan (WHO, 2000).
Sedangkan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus-menerus, terhadap penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan  dan penularan penyakit, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
2.  Tujuan Surveilans
Tujuan surveilans adalah untuk mendapatkan informasi tentang penyakit atau masalah kesehatan lainnya, meliputi frekuensi, distribusi, prevalensi, insidensi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya secara cepat.  Dengan demikian tindakan pencegahan dan penanggulangan secara cepat dan benar dapat dilakukan, agar dapat menjawab pertanyaan siapa, dimana, dan kapan (who, where and when).

Bermimpi Indonesia Sehat dengan Desa Siaga

Oleh: Vera Farah Bararah

desa-siaga Banyak sekali kasus-kasus penyakit di Indonesia yang tidak tertangani karena minimnya tenaga medis yang tersedia hingga di pelosok-pelosok. Bisakah program Desa Siaga menjadi pintu untuk masyarakat Indonesia yang sehat?
Kurang tanggapnya penanganan kesehatan dan minimnya kesadaran masyarakat hidup sehat membuat penyakit-penyakit yang bermula dari urusan kebersihan kadang menjadi wabah. Air dan sanitasi yang kurang bersih memicu terjadinya diare, rumah yang lembab membuat kesehatan pernafasan terganggu. Belum lagi ancaman serangga seperti nyamuk malaria dan DBD yang juga terkait dengan masalah kebersihan.

Konsep Pendampingan Desa Siaga

SURVDESIAGA1. Pengertian Pendampingan

Pendampingan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan.  Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan (BPKB Jawa Timur, 2001:5)

Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan mau kelompok untuk menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan
kelompok. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri.

Jadi pendampingan merupakan kegiatan untuk membantu individu maupun kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan kemampuan kelompok yang didampingi  dengan mengembangkan proses interaksi dan komunikasi dari, oleh, dan untuk anggota kelompok serta
mengembangkan kesetiakawanan dan solidaritas kelompok dalam rangka tumbuhnya kesadaran sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

4 Cara Menolong Korban Serangan Jantung

Oleh: Eya Ekasari

Serangan jantung bisa menyerang siapa saja dan dimana saja. Jika Anda mencurigai atau melihat seseorang yang mengalami serangan jantung, tindakan cepat dapat menolong menyelamatkan nyawanya. Simak langkah-langkah pertolongan pertama ini.
Dikutip dari BBC, serangan jantung merupakan kondisi dimana salah satu pembuluh arteri yang membawa darah tersumbat, biasanya hal ini disebabkan oleh gumpalan darah. Risiko utama dari kondisi ini akan membuat jantung berdetak tidak normal dan bahkan berhenti.
American Heart Association (AHA) mencatat lebih dari 1 juta orang mengalami serangan jantung setiap tahun dan setengahnya meninggal karena serangan jantung tersebut. Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk mengetahui bagaimana cara menyelamatkan orang yang terkena serangan jantung, seperti yang dikutip dari Detikhealth.

Jaminan Persalinan (JAMPERSAL)

maternity-riderPembangunan kesehatan saat ini telah berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Pada periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup. Namun demikian keberhasilan tersebut masih perlu terus ditingkatkan, mengingat AKI dan AKB di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Target RPJMN Tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Selain itu, kesepakatan global Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan AKI di Indonesia dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11% (SKRT 2001).

Sosialisasi dan Pemasangan alat Kontrasepsi Gratis Di Kecamatan tanjung Palas Utara

IMG00220-20110607-1046 Program Keluarga Berencana (KB) dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakaat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKBBS).

Program keluarga berencana (KB) diyakini bisa menekan jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia yang saat ini masih tergolong sangat tinggi. Hasil survei demografi kesehatan Indonesia tahun 2007 menunjukkan angka kematian ibu mencapai 228 per 100 ribu kelahiran.
Angka kematian ibu antara lain dipicu oleh empat kondisi kehamilan yang tidak ideal yakni kehamilan yang terlalu muda, usia yang terlalu tua untuk hamil, jarak kehamilan yang terlalu dekat dan kehamilan yang terlalu banyak

Untuk mencegah empat kondisi tidak ideal itu dibutuhkan pengaturan kehamilan melalui alat kontrasepsi atau program KB. Tujuan program KB itu sendiri dibagi tiga yakni untuk menunda, menjarangkan dan membatasi kehamilan.

Untuk itulah, kemaren tanggal 7 Juni 2011, UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera (BKKB-KS) Kabupaten Bulungan, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan pemasangan alat kontrasepsi secara gratis di Kecamatan Tanjung Palas Utara dengan mengambil tempat di Puskesmas Pembantu Desa Pimping.  Sebelumnya juga pernah dilaksanakan kegiatan serupa bertempat di Pustu Desa Ruhui Rahayu (SP5).

Mengembalikan Peran Puskesmas

poster-lingkungan-300x233 Pelan tapi pasti, pelayanan kesehatan semakin melesat mengedepankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) dibanding dengan upaya-upaya pencegahan (preventif) dan promotif. Walaupun sebenarnya dikotomi kuratif versus preventif-promotif tidak dapat dikonfrontasikan begitu saja. Karena dalam perspektif kesehatan masyarakat semua upaya tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dikotak-kotakkan seenaknya. Suatu upaya kesehatan yang paripurna.

Tetapi dalam perkembangannya terlihat bahwa, pada akhirnya upaya kuratif lebih terlihat kontras dibandingkan upaya preventif dan promotif yang semakin kabur dalam pembangunan kesehatan. Melihat gambaran apa yang sedang dilakukan pemerintah dalam pembangunan kesehatan, sebenarnya mudah saja. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan terdepan di masyarakat, dapat dijadikan sebagai tolok ukur pengamatan. Apakah upaya preventif dan promotif dikerjakan dengan sungguh-sungguh, atau hanya sebagai upaya yang dikerjakan asal semaunya saja.

Fenomena tersebut dimungkinkan terjadi karena kelangkaan maupun komposisi tenaga kesehatan yang tidak berimbang, lebih banyak tenaga kesehatan yang berorientasi kuratif dibandingkan preventif dan promotif. Sehingga biasanya kegiatan atau program yang berorientasi pada upaya preventif dan promotif dikerjakan setelah selesai pelayanan kesehatan dalam arti kuratif. Apalagi saat ini banyak puskesmas yang berubah menjadi miniatur rumah sakit, dengan merubah status menjadi puskesmas dengan perawatan. Sehingga tenaga kesehatan yang ada terkonsentrasi pada upaya mengelola rawat inap.

Perilaku Tenaga Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan – Antara Realitas dan Harapan

oleh : Drg. Bambang Roesmono, MM.

42-15591108 Salah satu strategi untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2015 adalah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan sasaran utamanya antara lain: disetiap desa tersedia SDM Kesehatan yang kompeten, dan Pelayanan Kesehatan di setiap Rumah Sakit, Puskesmas, dan Jaringannya memenuhi standar mutu.  Aburizal Bakrie, dalam opininya (Kompas 24/05/2006) mengatakan bahwa: perbaikan kesenjangan hanya bisa dicapai dengan melakukan investasi pembangunan manusia, baik dalam meningkatkan akses dan kualitas di bidang pendidikan dan layanan di bidang kesehatan.
Dalam tiga dekade ini derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang bermakna, tetapi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, maka peningkatan tersebut masih terhitung rendah. Permasalahan utama yang dihadapi adalah masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat yang terlihat pada Renstra Depkes RI 2005-2009, dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB): 32/1000 kelahiran hidup (2005), Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI): 262/100.000 kelahiran (2005), dan Usia Harapan Hidup (UHH): 69 tahun. Kualitas kesehatan masyarakat pada wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI) nampak sekali ketimpangannya, ditambah masih rendahnya strata ekonomi dan pendidikan. Untuk itu, perlu diupayakan suatu pelayanan kesehatan yang bermutu, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, yang dapat diterima seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata, diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rapat Evaluasi Program Triwulan I di UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara

IMG00184-20110430-1154 Pada hari Sabtu tanggal 30 April 2011, bertempat di ruang rapat UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara telah diselenggarakan pertemuan evaluasi lintas program triwulan I, yang diikuti oleh seluruh staf UPT Puskesmas, dan Puskesmas Pembantu se kecamatan Tanjung Palas Utara.  Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa hal diantaranya meliputi hasil pencapaian target program, masalah yang dihadapi serta upaya tindak lanjut, selain itu juga dilakukan sinkronisasi  dan validasi data program antara pemegang program induk dengan petugas Pustu.

Pertemuan dipimpin langsung oleh Kepala UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara, dengan agenda pertemuan yaitu pengantar dari Kepala UPT Puskesmas, meliputi target kinerja yang harus dicapai khususnya dalam rangka mendukung percepatan Bulungan Sehat, Standar Pelayanan Minimal serta Millennium Development Goals (MDGs), sosialisasi koordinator Kelompok Kerja (Pokja) serta pemaparan tugas dan fungsi kelompok kerja (Pokja).  Setelah pengantar dari Kepala UPT Puskesmas, dilanjutkan dengan presentasi kinerja program oleh Petugas Pustu, 10 besar penyakit selama triwulan I, jenis pelayanan yang diberikan di Pustu, kendala apa saja yang dihadapi serta  upaya yang akan dilakukan.  Setelah seluruh Pustu (5 buah Pustu) menyampaikan presentasi, dilanjutkan pemaparan target dan cakupan program oleh pemegang program induk sekaligus sinkronisasi dan validasi data.

Riset Fasilitas Kesehatan (RIFASKES) 2011

Rifaskes Riset Fasilitas merupakan salah satu survey berkala yang diselenggarakan oleh Balitbangkes yang memang salah satu ruang lingkup kegiatannya adalah melakukan survey berkala untuk memantau indikator derajat kesehatan masyarakat dan indikator pelayanan kesehatan disamping melakukan Riset pengembangan/ terapan (seperti pengembangan produk terobosan: diagnostik, vaksin, obat, formula makanan, prototipe teknologi kesehatan, model intervensi dan public health law serta studi kohort khususnya untuk penyakit tidak menular yang kronis). Riset-riset yang diselenggarakan sebenarnya terdiri dari 3 macam riset dasar, yaitu: Riskesdas berbasis komunitas (Rikom): status kesehatan dan faktor yang mempengaruhi, termasuk biomedis. Ini dilakukan setiap 3 tahun; Riskesdas berbasis fasilitas (Rifas): sarana dan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit, puskesmas dan laboratorium juga setiap 3 tahun; Riskesdas khusus (Rikus): dampak kesehatan dari pencemaran oleh pabrik dan lingkungan sosial budaya yg mempengaruhi kesehatan masyarakat, juga setiap 3 tahun

Mengenal Penyebab dan Gejala Keracunan Makanan Untuk Penanggulangan yang Tepat

Poison-Food Maraknya kasus keracunan makanan akhir-akhir ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam memilih makanan. Kita perlu tahu bahwa segala macam bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Akibat ulah mikroorganisme, bahan makanan membusuk dan mengalami kerusakan sehingga mempengaruhi kandungan nutrisi makanan tersebut.

Keracunan karena mikroorganisme dapat berupa keracunan makanan (food intoxication) dan infeksi (food infection) karena makanan yang terkontaminasi oleh parasit atau bakteri patogen. Keracunan makanan (food intoxication) dapat terjadi karena makanan tercemar toksin. Toksin bisa berupa eksotoksin yaitu toksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang masih hidup; enterotoksin yaitu toksin yang spesifik bagi lapisan lendir usus seperti tahan terhadap enzim tripsin dan stabil terhadap panas; aflatoksin/toksoflavin seperti pada kasus keracunan tempe bongkrek.

Moral dan ETika Pegawai Negeri Sipil

moral Sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat Pegawai Negeri Sipil memiliki akhlak dan budi pekerti yang tidak tercela, yang berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, wajib memberikan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.

Untuk menjamin agar setiap Pegawai Negeri Sipil selalu berupaya terus meningkatkan kesetiaan ketaatan, dan pengabdiannya tersebut, ditetapkan ketentuan perundang-undangan yang mengatur sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil, baik di dalam maupun di luar dinas.

Waspadai Penyakit Akibat Pemanasan Global

what-is-global-warming-img1 Masih ingat fenomena serbuan ulat bulu akhir-akhir ini? Mungkin itu adalah salah satu fenomena yang diakibatkan oleh pemanasan global. Bagaimana dengan penyakit yang menyerang manusia?  Tahun 2011 sudah di mulai. Hampir semua orang berharap memiliki semangat dan hidup yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kehidupan lebih baik yang bukan hanya dari segi kesejahteraan, tapi juga kesehatan.

Sayangnya, satu penyakit baru terdeteksi setiap tahun selama kurun waktu 30 tahun terakhir ini. Penelitian World Health Organization (WHO) menyatakan, sejak tahun 1976 terdapat 30 penyakit baru yang bermunculan di dunia. Dan penyebab utama timbulnya ternyata akibat pemanasan global. Ya, peningkatan suhu permukaan bumi yang disebabkan ulah manusia karena tidak memperdulikan keseimbangan alam, akhirnya berimplikasi serius terhadap kesehatan mereka sendiri. Secara teori memang pemanasan global tidak berhubungan langsung dengan beberapa penyakit. Namun, dampak lanjutannya berpotensi pada timbulnya hal-hal yang merugikan kesehatan, misalnya meningkatnya populasi nyamuk  penyebab beberapa penyakit, seperti demam berdarah, malaria, radang otak, dan kaki gajah.

Kenaikan Pangkat PNS

prestasi Pangkat adalah kedudukan yang  menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara, serta sebagai dorongan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya. Agar kenaikan pangkat dapat dirasakan sebagai penghargaan, maka kenaikan pangkat harus diberikan tepat pada waktunya dan tepat kepada orangnya. Susunan Pangkat dan Golongan Ruang Pegawai Negeri Sipil Susunan pangkat serta golongan ruang Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:

Aturan Pernikahan Pegawai Negeri Sipil

nikah Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, maka perceraian sejauh mungkin dihindarkan dan hanya dapat dilakukan dalam hal-hal yang sangat terpaksa.

Perceraian hanya dapat dilakukan apabila ada alasan-alasan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan. Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara dan abdi masyarakat harus menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dalam tingkah laku, tindakan, dan ketaatan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai Negeri Sipil dan pejabat yang tidak menaati atau melanggar ketentuan mengenai izin perkawinan dan perceraian Pegawai Negeri Sipil dijatuhi hukuman disiplin.

Untuk kepentingan penyelenggaraan sistem informasi kepegawaian, setiap perkawinan, perceraian, dan perubahan dalam susunan keluarga Pegawai Negeri Sipil harus segera dilaporkan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara menurut tata cara yang ditentukan. Perkawinan Pegawai Negeri Sipil yang melangsungkan perkawinan wajib segera melaporkan perkawainannya kepada pejabat. Laporan perkawinan disampaikan secara tertulis selambat-lambatnya l (satu) tahun terhitung mulai tanggal pernikahan. Ketentuan tersebut di atas juga berlaku untuk janda/duda Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pernikahan kembali atau Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pernikahan dengan isteri kedua, ketiga, atau keempat.

Cuti Pegawai Negeri Sipil - PP No 24 Tahun 1976

 Cuti Tahunan Pegawai Negeri Sipil
Syarat-syarat Mengajukan Cuti Tahunan :

Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus.

  1. Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.
  2. Cuti tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3 (tiga) hari kerja.
  3. Untuk mendapatkan cuti tahunan Pegawai negeri Sipil bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.
  4. Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti.
  5. Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.
  6. Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.
  7. Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

Peringati Hari TB Se-Dunia, UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara Selenggarakan Jalan Sehat dan Senam Jantung Sehat

DSC01374

Sebagai puncak rangkaian hari TB sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret 2011 yang lalu, UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara didukung PT Pesona Khatulistiwa Nusantara, menyelenggarakan kegiatan Jalan Sehat dan Senam Jantung Sehat. 

Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Dengan Peringatan Hari TB Se-Dunia, Kita Galang Peran Serta Aktif Pemerintah, Masyarakat dan Swasta dalam Penanggulangan TB Paru”.  Program penanggulangan TB berdasarkan strategi DOTS yang direkomendasikan WHO adalah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pelaksanaan program tersebut dan masyarakat turut berpartisipasi dalam mensosialisasikan program penanggulangan penyakit TB paru sehingga kegiatan penanggulangan TB di Kecamatan Tanjung Palas Utara dapat maksimal.

Optimasi Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan

health-care-workers Oleh : Roberia, SH, MH

(Analisis Hukum Upaya Perluasan Cakupan Ruang Lingkup Norma Hukum Pengaturan Tenaga Kesehatan Yang Meliputi Seluruh Jenis Tenaga Kesehatan Termasuk Tenaga Medis dan Beberapa Masukan Lainnya Agar Beberapa Kelemahan Rumusan Pengaturan Pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Tidak Terulang Lagi)

Pengantar

Tenaga kesehatan merupakan komponen utama pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan tujuan nasional sebagaimana diamanatkat oleh konstitusi. Selaku komponen utama pemberi pelayanan kesehatan tentunya keberadaan, peran, dan tanggung jawab tenaga kesehatan sangatlah penting dalam kegiatan pembangunan kesehatan. Dan agar pelaksanaan dan pendayagunaan terhadap keberadaan, peran, dan tanggung jawab tenaga kesehatan tersebut berjalan dengan baik, seimbang, teratur, terjaga mutunya, dan terlindungi baik bagi tenaga kesehatan itu sendiri maupun bagi masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan tersebut tentu perlu pengaturan yang dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan.

Selama ini pengaturan yang terkait tenaga kesehatan dilakukan dengan membuat berbagai peraturan secara tersendiri-sendiri yang berdasarkan jenis masing-masing tenaga kesehatan dan hierarki peraturannya hanyalah pada tingkat di bawah Undang-Undang, seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan bahkan lebih banyak di tingkat Peraturan Menteri Kesehatan. Dan kalau pun pada tahun 2004 telah diundangkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (selanjutnya disingkat UUPK), namun UUPK ini hanya khusus mengatur dokter dan dokter gigi saja atau hanya mengatur 1 (satu) kelompok tenaga kesehatan yaitu kelompok tenaga medis saja.

Pantau Tumbuh Kembang Balita, UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara Gelar Lomba Balita Sehat

timbang balita Usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan usia yang rentan terhadap penularan penyakit TB, Balita akan tertular TB, jika ada penderita TB dewasa di sekitarnya. Ini bisa berarti ayah, ibu, kakek, nenek, pengasuh, supir, saudara, atau orang dewasa lain.

Penularan TB memang melalui udara. Ketika batuk, maka penderita TB akan menebarkan kuman. Nah, kuman ini terhirup oleh Balita, lalu melewati saluran napas dan paru-parunya

Berdasarkan teori, kalau ada orang dewasa terbukti TB positif, maka kira-kira 65% orang di sekitarnya akan tertular. Dari 65% orang ini, sekitar 16% di antaranya akan TB aktif. Jadi, bila ada 1 orang dewasa TB positif, maka kira-kira 10% orang di lingkungannya akan TB aktif. Masalahnya, jika 10% dari orang-orang ini adalah orang dewasa, maka berpotensial menularkannya lagi ke anak-anak.  Sebaliknya, kalau ada anak yang positif TB, pastilah ia tertular orang dewasa di lingkungannya.

Lomba Kontak Kader Posyandu Se-Kecamatan Tanjung Palas Utara

DSC01231 Melalui lomba kontak Kader Posyandu diharapkan kegiatan penanggulangan TB dapat terlaksana dengan baik, terutama dalam memberikan informasi mengenai penyakit TB kepada Masyarakat serta menemukan dan melaporkan tersangka penderita TB kepada petugas kesehatan.

Kegiatan kontak kader diharapkan dapat menambah pengetahuan kader akan program penanggulangan TB di wilayah Kecamatan Tanjung Palas Utara. Dari sejumlah 6 desa yang ada diwilayah kecamatan diwakili 3 peserta yang merupakan kader posyandu, sehingga jumlah seluruh peserta kontak kader adalah 18 orang.

Pembukaan kegiatan kontak Kader dihadiri oleh Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara, Camat Tanjung Palas Utara, Ketua TP-PKK Kecamatan Tanjung Palas Utara, dan Pak Sofyan, selaku perwakilan manajemen PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.

DSC01212

Acara pembukaan Lomba Kontak Kader Posyandu se-Kecamatan Tanjung Palas Utara yang dihadiri Kepala UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara (Rustam Effendy, SKM, MPH), Camat Tanjung Palas Utara (Edi Jumani), Ketua TP-PKK Kecamatan TPU, Kepala Desa Klubir dan Perwakilan manajemen PT PKN

Tahapan kontak kader diisi dengan soal Pilihan, soal Rebutan Dan lomba Penyuluhan TB, dengan Materi soal mengenai Posyandu, Desa SIaga, PKK dan Penyakit TB.

Hasil kegiatan lomba kontak kader posyandu adalah sebagai berikut :

  1. Juara I Kader Posyandu Desa Panca Agung
  2. Juara II Kader Posyandu Desa Ardi Mulyo
  3. Juara III Kader Posyandu Desa Ruhui

Penyuluhan TB dan Penjaringan Suspect di Posyandu Usila

DSC01084 Daya tahan tubuh berperan penting dalam perlawanan terhadap penyakit, kondisi fisik dan kekebalan tubuh terhadap kuman TB menjadi penting. Orang tua dengan pertahanan tubuh yang lemah dan imunitas yang menurun menjadi mudah terkena serangan dari penyakit yang aktif. Lanjut usia telah mengalami banyak penurunan terutama pada fungsi paru.. Pada lansia penderita TB BTA positif kemungkinan untuk menularkan kuman cukup tinggi karena konsentrasi dahak yang semakin infektif akibat penurunan fungsi dan daya tahan tubuh.

Pada kegiatan Kampanye TB di UPTD Puskesmas Perawatan Tanjung Palas Utara diawali dengan kegiatan Penyuluhan TB dan penjaringan suspeck di Posyandu Usia Lanjut yang ada diwilayah kerja puskesmas. Kegiatan ini bertujuan memberikan infromasi mengenai penyakit TB pada kelompok usia lanjut dengan harapan setelah mengenali gejala dan tanda pada penyakit TB Usia Lanjut yang menderita gejala TB segera memeriksakan diri ke Puskesmas. Sejumlah posyandu yang mendapat kegiatan penyuluhan dan penjaringan TB adalah :

Kegiatan Khitanan Massal di UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara

Sedikitnya 53 orang anak baik dari kalangan mampu maupun kurang mampu yang ada di wilayah Kecamatan Tanjung Palas Utara telah mengikuti kegiatan sunat massal. Kegiatan sunat massal yang dipusatkan di Puskesmas Perawatan Tanjung Palas Utara pada tanggal 03 Maret 2011. Kegiatan sosial ini merupakan bagian dari kegiatan Hari Ulang Tahun Persit Kartika Chandra Kirana ke-65 Cabang XVI Dim 0903/Tsr yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan. Kegiatan sunat massal ini merupakan pelaksanaan yang kesekian kalinya di Puskesmas Perawatan Tanjung Palas Utara.   Turut hadir dalam kegiatan tersebut Bapak Dandim 0903/Tsr, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan (Bapak dr. H. Idewan Budi Santoso, M.Si), Bapak Camat Tanjung Palas Utara serta unsur Muspika Kecamatan Tanjung Palas Utara.

 image Photo bersama setelah acara berlangsung, Pimpinan dan staf UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara bersama Kepala Dinas Kesehatan dan Ibu Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 0903 Tanjung Selor

Sebelumnya UPTD Puskesmas juga diundang untuk berpartisipasi melaksanakan sunat massal yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Desa Karang Agung Kecamatan Tanjung Palas Utara pada tanggal 16 Februari 2011 dengan jumlah peserta 15 orang. Hampir setiap tahun kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan program-program dari berbagai lintas sektor.

Kegiatan sunat massal ini diharapkan dapat membantu masyarakat yang ada diwilayah kecamatan Tanjung Palas Utara dalam menjalankan kewajiban. “Jelas sangat membantu masyarakat umumnya dan apalagi masyarakat yang kurang mampu yang ada di daerah-daerah termasuk di tempat kita,’’ terang Hasyim, salah seorang warga setempat.

Manfaat khitan dilihat dari segi kesehatan menurut National Institute for Allergy and Infectious Disease, adalah  sunat/ khian pada laki-laki memiliki dampak yang positif bagi kesehatan seperti dapat mengurangi resiko terkena infeksi virus hiv aids sebesar 60%, risiko virus herpes 28% dan resiko hpv sebesar 35%.

Manfaat lainnya khitan atau sirkumsisi bagi laki-laki adalah menghilangkan kotoran beserta tempat kotoran itu berada yang biasanya terletak dibagian dalam dari kulit terluar penis. Serta untuk menandakan bahwa seorang muslim telah memasuki kondisi dewasa.

Seputar Klinik Sanitasi Puskesmas

Sanitation-1 Apa itu klinik sanitasi ?

Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan.

Apa itu Penyakit Berbasis Lingkungan ?

Disebut Penyakit berbasis lingkungan, karena sumber penyakitnya berasal dari lingkungan yang jelek (air, udara, tanah yang tercemar), yaitu Penyakit Diare, Kecacingan, ISPA, Malaria, DBD, TB, Paru, Kulit/ Gatal-gatal, Keracunan Makanan/ minuman/ Pestisida dan keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja.

Dimana klinik Sanitasi Berada ?

Klinik Sanitasi Berada di Puskesmas dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program pelayanan Puskesmas.

Siapa yang Bertugas di Klinik Sanitasi?

Petugas sanitarian Puskesmas / Petugas Penyuluh Puskesmas

UPTD Puskesmas Tanjung Palas Utara Bentuk Unit Pelayanan Klinik Sanitasi

IMG00106-20110310-1608Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang terbesar di masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitas, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

Sebagai langkah terobosan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, serta menjawab tantangan tersebut di atas, UPTD Puskesmas Perawatan Tanjung Palas Utara membentuk unit pelayanan yang diberi nama “Klinik Sanitasi”.  Klinik sanitasi adalah Ruang Pelayanan Informasi tentang upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis lingkungan.  Klinik sanitasi merupakan suatu cara dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas, tetapi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas.

IMG00107-20110310-1609  Bangunan seluas 10 x 8 meter persegi yang difungsikan sebagai Klinik Sanitasi

Dengan memanfaatkan bangunan yang sebelumnya adalah gudang penyimpanan perlengkapan yang sejatinya adalah ruang penyimpanan mayat yang tidak difungsikan.  Bangunan seluas 10 x 8 meter persegi tersebut kini tertata rapi, jauh dari kesan kumuh dan angker.  Di ruang ini telah dilengkapi perlengkapan konseling dan sarana administrasi seperti meja, kursi, sanitary kit dan visualisasi data. 

  IMG00159-20110331-0900 IMG00160-20110331-0900

Ruangan dalam Klinik Sanitasi, tampak rapi dan tertata rapi

Rencananya kedepan secara bertahap akan diusahakan dilengkapi dengan laboratorium sederhana meliputi pemeriksaan bakteriologis dan kimiawi air bersih, pengambilan dan pemeriksaan sampel makanan dan lain-lain.  Unit pelayanan ini nantinya diharapkan akan melayani bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis, baik untuk pasien penyakit berbasis lingkungan dan klien yang bermasalah dengan kondisi sanitasi yang buruk. Kegiatan ini dapat dilakukan di dalam gedung (puskesmas, pustu, posyandu) dan luar gedung (rumah pasien/kli en). Tujuan dari klinik sanitasi ini adalah mengetahui/menemukan faktor resko lingkungan dari pasien dengan penyakit menular berbasis lingkungan yang akan ditindaklanjuti dengan pengendalian faktor resiko yang dapat mempengaruhi morbiditas penyakit.

Facebook Twitter Delicious Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger