UPT Puskesmas Tanjung Palas Utara


Green Weblog Puskesmas "KREASI"
Gerakkan mouse anda dan silahkan nikmati kembali posting blog kami!

Copyright 2011 rustamedia.blogspot.com - All rights reserved

Jadwal Imunisasi Lengkap

pekan-imunisasi Ketika dilahirkan, setiap anak memiliki kekebalan tubuh alami yang diperoleh dari ibu lewat plasenta (tali pusat). Kekebalan tubuh ini disebut dengan imunitas pasif atau kekebalan pasif. Tetapi, kekebalan pasif hanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan setelah bayi dilahirkan. Setelah kekebalan pasif tersebut hilang, tubuh anak (bayi) sangat rentan terserang penyakit. Untuk itulah diperlukan imunisasi atau vaksinasi agar tubuh mampu melawan berbagai jenis penyakit berbahaya.

Imunisasi atau vaksinasi adalah pemberian bahan antigen (vaksin) berupa kuman : virus, bakteri yang telah mati/dilemahkan ke dalam tubuh seseorang untuk merangsang sistem imun tubuh menghasilkan antibodi yang bertugas melawan kuman (bakteri, virus) penyebab penyakit. Kekebalan tubuh yang diperoleh lewat vaksinasi atau imunisasi disebut imunitas aktif atau kekebalan aktif.

Saat seseorang yang telah diimunisasi terinfeksi virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu maka sistem kekebalan tubuh orang tersebut akan mengenalinya seolah-olah tubuh pernah terinfeksi penyakit tersebut, dan segera mengaktifkan antibodi yang dibutuhkan untuk melawan virus atau bakteri yang menyerang tubuh.

Untuk melawan infeksi penyakit oleh virus, maka vaksin yang digunakan adalah virus yang sudah dilemahkan. Untuk melawan penyakit akibat infeksi bakteri, maka yang umumnya digunakan sebagai vaksin adalah bagian kecil dari bakteri yang telah mati sehingga bisa menstimulasi terbentuknya antibodi untuk melawan bakteri yang menyerang tubuh. Efektivitas imunisasi dalam melindungi tubuh manusia dari infeksi penyakit memang tidak 100%. Tetapi, efektivitas tersebut dapat ditingkatkan dengan cara pemberian vaksin yang berkala.

Jadwal imunisasi
Tubuh manusia perlu dilindangi dari berbagai macam jenis penyakit tertentu. Satu jenis vaksin tidak bisa memberikan perlindungan terhadap segala macam penyakit. Satu jenis vaksin tertentu hanya mampu memberikan perlindungan atas jenis penyakit tertentu pula dengan efektivitas yang tidak 100%. Untuk itulah diperlukan berbagai macam vaksin yang harus dimasukkan ke dalam tubuh manusia dan pemberiannya pun perlu diulang untuk meningkatkan efektivitasnya. Sejumlah vaksin yang harus dimasukkan kedalam tubuh manuisa disusun secara sistematis sesuai jadwal tertentu, yang disebut jadwal imunisasi.

Jadwal imunisasi dapat berupa kartu informasi yang berisi jadwal mengenai kapan seharusnya jenis vaksinasi tertentu diberikan kepada anak. Jadwal imunisasi bervariasi antara negara yang satu dengan negara lainnya, tergantung kepada lembaga kesehatan berwewenang yang mengeluarkannya. Vaksinasi di Indonesia biasanya diadakan di pos pelayanan imunisasi seperti Posyandu, Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, rumah sakit, dan pelayanan kesehatan swasta.

Setiap orang tua wajib mengupayakan imunisasi lengkap bagi anak-anaknya. Ingatlah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Imunisasi atau pemberian vaksin merupakan langkah pencegahan yang dilakukan orang tua agar anak tidak mudah terserang jenis penyakit tertentu. Imunisasi secara lengkap sangat diperlukan supaya anak Anda tumbuh sehat, memiliki pertahanan tubuh yang kuat dan mampu melawan infeksi penyakit.

Saat ini ada berbagai macam jenis vaksin sebagai akibat dari banyaknya penyakit berbahaya bagi anak. Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai jenis vaksin, manfaat yang diperoleh dan reaksi yang didapat.

  1. Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin)

    Vaksin BCG diberikan ketika bayi berusia 2-3 bulan agar bayi mendapat kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Bila vaksin BCG diberikan sesudah bayi berumur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.Pemberian suntikan bisa diulang pada usia 10-13 tahun, jika dianggap perlu. Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan di kulit lengan atau paha. Setelah disuntik, pada tempat bekas suntikan biasanya akan timbul semacam bisul kecil yang akan mengering dengan sendirinya. Apabila terjadi reaksi lokal di tempat suntikan, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

  2. Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

    Vaksin DTP merupakan vaksin yang dapat memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbahaya berjenis difteri (kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan), tetanus (infeksi yang menyebabkan kejang otot kuat yang bisa mematahkan tulang), dan pertusis (penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali, yang dikenal sebagai batuk rejan).

    Vaksin ini diberikan kepada anak-anak selama 5 kali dosis masing-masing pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 sampai 24 bulan, dan umur 5 tahun. Dan diulang pada umur 10-12 tahun dan umur 18 tahun supaya terhindar dari tetanus. DTP dapat dikombinasikan dengan vaksinasi lain untuk mengurangi frekuensi suntikan vaksin.

    Saat ini, DTP dengan hepatitis B dan vaksin polio pemberiannya bisa digabung. Suntikan vaksin dilakukan pada lengan atau paha bayi. Biasanya bayi yang baru saja mendapat vaksin ini mengalami sedikit demam dan tempat bekas suntikan terasa sakit.

  3. Vaksin Campak (morbilli, measles)

    Vaksin diberikan dengan tujuan agar tubuh anak mendapat kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin pertama diberikan saat bayi berumur 9 bulan dan vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Reaksi yang timbul pada tubuh anak berupa demam. Biasanya terjadi satu minggu setelah mendapat suntikan imunisasi.

  4. Vaksin Polio (IPV)

    Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang berhasil karena semenjak adanya vaksin ini terjadi penurunan kasus polio di masyarakat. Polio dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Vaksin diberikan pada usia 0, 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin ini harus diulang agar selalu terlindung pada umur 3 dan 6 tahun. Bayi yang lahir di rumah sakit diberikan vaksin ini saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain.

  5. Vaksin Hepatitis B

    Bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B ini dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dilanjutkan dengan vaksin kedua pada umur 1 bulan dan vaksin ketiga diberikan pada umur 6 bulan. Vaksin ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi.

    Virus ini bisa menular ke orang lain melalui kontak darah atau cairan tubuh lain (berbagi sikat gigi dan peralatan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit). Penyakit ini cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kerusakan hati bahkan berkembang menjadi kanker. Oleh karena itulah vaksin hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Efek samping yang paling umum dirasakan setelah vaksinasi jenis ini adalah rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan.

  6. Vaksin Hepatitis A

    Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan.Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi apabila terkena penyakit ini waktu penyembuhannya cukup lama, yakni sekitar 1 sampai 2 bulan.

    Anak-anak bisa tertular penyakit ini dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita Hepatitis A atau dengan memasukkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Vaksin ini diberikan pada anak-anak yang berusia 24 bulan, dua kali dengan interval 6-12 bulan diantara vaksinasi. Reaksi yang bisa didapatkan dari vaksin ini adalah rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.

  7. Vaksin Tifoid

    Vaksin Tifoid polisakarida diberikan pada umur 2 tahun.Vaksin ini diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat hanya bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun saja. Oleh karena itu perlu dilakukan vaksin ulang kembali setiap 3 tahun.

    Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis, yaitu imunisasi oral dan suntikan. Imunisasi oral berupa kapsul diberikan selang sehari selama 3 kali. Hal ini biasanya dilakukan untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan hanya satu kali. Tidak ada efek samping yang didapat pada imunisasi ini.

  8. Vaksin MMR (Measles Mumps Rubella)

    Vaksinasi pertama diberikan pada umur 15 bulan dan sekali lagi pada usia antara 5 sampai 6 tahun. Vaksin anak MMR ini juga kadang dikombinasikan dengan vaksin virus cacar air. Vaksin virus MMR ini ditujukan untuk melindungi anak terhadap tiga virus berbahaya, yaitu campak, gondok dan rubella atau campak Jerman.

    Campak dapat menyebabkan demam tinggi dan ruam tubuh-lebar. Gondok menyebabkan rasa sakit wajah, pembengkakan kelenjar liur, dan kadang-kadang pembengkakan kemandulan pada laki-laki. Sedangkan rubella atau campak Jerman dapat menyebabkan cacat pada janin dari ibu hamil yang tertular atau pernah tertular penyakit ini jika infeksi terjadi selama kehamilan.

  9. Vaksin Influenza (flu)

    Vaksin ini diberikan dengan tujuan memberikan kekebalan bagi tubuh terhadap serangan virus influenza. Vaksin ini kebanyakan diberikan di negara-negara yang memiliki empat musim, tepatnya diberikan pada musim gugur.

    Vaksin Influenza diberikan pada anak yang memiliki umur lebih dari 6 bulan dan dilakukan setiap tahunnya. Pada anak umur kurang dari 9 tahun yang mendapat vaksin influenza pertama kalinya harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.

    Hal umum yang terjadi setelah vaksinasi ini adalah rasa sakit. Selain itu beberapa anak juga mengalami efek samping vaksin ini seperti demam, nyeri serta kemerahan atau bengkak di tempat bekas suntikan.

  10. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)

    Vaksin ini juga dikenal dengan nama PCV13 (nama merek Prevnar 13). Bertujuan melindungi terhadap 13 jenis Streptococcus pneumoniae, yang merupakan bakteri penyebab meningitis, pneumonia, infeksi telinga, infeksi darah, dan bahkan kematian.

    Vaksin diberikan kepada anak-anak selama empat kali yaitu pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, dan antara 12 – 15 bulan. Pemberian vaksin untuk melindungi anak-anak terhadap kuman yang dikenal secara kolektif sebagai bakteri pneumokokus. Efek samping dari vaksinasi ini adalah rasa kantuk, bengkak di tempat bekas suntikan, demam ringan, dan mudah tersinggung.

  11. Vaksin Varisela

    Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ini ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan yang secara perlahan mengering dan membentuk koreng yang akan mengelupas. Dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar.

    Bila diberikan pada anak yang berusia di atas 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Efek samping dari vaksin ini biasanya berupa demam dan pembengkakan di tempat penyuntikan.

  12. Vaksin HPV (Human Pavilloma Virus)

    Vaksin ini merupakan pencegahan utama yang dilakukan untuk menghindari kanker serviks. Diberikan pada anak perempuan yang berusia di atas 10 tahun sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu (bulan ke 0, 1 dan 6). Reaksi yang didapat pada umumnya rasa nyeri dan kemerahan, bengkak di tempat suntikan dan demam.

  13. Vaksin Hib

    Penyakit Hib adalah penyakit serius yang disebabkan oleh Bakteri Haemophilus influenza tipe B. Penyakit ini merupakan penyebab utama radang selaput otak (meningitis) yang pada umumnya menyerang anak di bawah umur 5 tahun. Vaksin diberikan pada umur 2, 4, 6 dan antara 5-18 bulan. Efek samping yang mungkin terjadi adalah demam tinggi dan kemerahan pada bekas suntikan.

  14. Vaksin Rotavirus

    Rotavirus adalah virus yang dapat mengakibatkan diare berat pada anak. Monovalen (Rotarix) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq) diberikan 3 kali. Rotarix dosis ke-1 diberikan pada umur 6-14 minggu. Dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin Rotarix selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melewati batas umur 24 minggu.

    Pada vaksin Rotateq, dosis ke-1 diberikan pada umur 6 – 12 minggu, interval dosis ke-2 dan ke-3 adalah 4- 10 minggu. Dosis ke-3 diberikan pada umur 2 minggu, dengan interval minimal 4 minggu. Vaksin ini aman dan tidak meyebabkan efek samping yang serius.

Inilah jadwal Imunisasi yang direkomendasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2011 agar anak Anda tumbuh sehat. Ayo imunisasi!

Tabel-Jadwal-Imunisasi

Dan berikut ini adalah keterangan dari Tabel Jadwal Imunisasi di atas

Keterangan-Tabel-Jadwal-Imunisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook Twitter Delicious Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger